Minggu, 13 November 2016

Pedagang Keliling

Pedagang Keliling

Direct selling adalah strategi penjualan produk dan jasa yang dilakukan secara langsung bertatap muka dengan calon pembeli. Bahasa mudahnya yang sering kita jumpai didepan rumah adalah pedagang keliling.




Kita sudah pasti tahu, hampir tiap jam ada saja pedagang yang menawarkan produk dan jasanya yang lewat depan rumah. Biasanya mereka menggunakan kode isyarat tertentu untuk menawarkan produk dan jasanya itu, mulai dari bicara lantang, klakson, musik, nyanyian hingga menabuh mangkok.






Apa saja yang biasanya dijual keliling? Nah ini dia ;

Makanan & minuman

1.Tahu
2.Sayuran
3.Ayam potong
4.Bakso
5.Siomay
6.Tempe
7.Susu murni
8.Susu UHT
9.Bajigur
10. nasi uduk
11. tape uli
12. tape singkong
13. kue ape
14. cilok
15. roti bakar
16 tahu bulat wakwawwww
17 nasi goreng
18 kerupuk
19 bakso malang
20 bakso tusuk
21.Madu murni
22.Lauk pauk mateng
23.Bubur ayam
24.Bubur kacang hijau
25.Es potong
26.Es cream
27.Nasi kuning
28.Bubur sumsum
29.Buah-buahan
30.Rujak bebeg /tumbuk
31.Asinan
32.Toge goreng
33.Sate
34.Ketoprak
35.Pempek
37.Tahu gejrot
38.Kerak telor
39.Bajigor
40.Gorengan
41.Jamu
42.Kue pancong
43.Kue pepe
44.Kue rangi
44.Roti
45.Ikan
46.Sekoteng
47.Kue putu
48.Kerang hijau
49.Kue cubit
50.Susu fermentasi (yakult)
51 lontong isi dan gorengan
52 lontong sayur keliling
53.Donat
54.Sate padang
55 jagung urab
56 es cendol
57 es cingcau
58 es dawet ayu
59.Bacang
60 es doger
61 es goyobod
62 es/sop buah
63.Kue bawang (keripik pangsit)
64. Nugget
65. Susu kacang dan susu kedelai
66. Bakpao


Jasa & lainnya

1.Sol sepatu
2.Reparasi payung
3.Jahit
4. ganti baterai
5. tukang remote
6. tukang gordeng
7. jual beli rongsokan
8.tukang las
9.Servis elektronik
10. Pakaian
11.Odong2
12.Perabotan rumah tangga
13.Jasa keperluan rumah tangga
14.Laundry
15.Bingkai & kaca
16.Tanaman hias
17.Tas & topi
18.Perhiasan (jepitan dll)
19. jasa setrika keliling
20.Lemari kayu
21.Kursi bambu
22.Tangga bambu
23.Pintu kayu
24.Kasur busa
25.Kasur palembang
26.Bantal guling
27.Cobek
28.Ember
29.Anyaman bambu
30 tukang krey
31 tukang tambel panci
32 tukang asah pisau
33 Tukang Las Keliling
34 Jasa Reparasi Kursi
35 servis jam
36. Odong-odong
37.Delman

Pasti kita semua sudah gak asing dari produk & jasa diatas.


Sabtu, 03 September 2016

Segera Upgrade Windows 10

Jika anda pengguna komputer dekstop (PC) atau notebook yang telah menggunakan sistem operasi Windows 7 dan Windows 8 berlisensi resmi, maka saatnya sekarang upgrade sistem operasi nya ke Windows 10. Pihak Microsoft memberikan batas waktu hingga 29 Juli 2016 agar proses upgrade nya menjadi gratis.

Bagaimana proses upgradenya? Simak tulisan berikut ini ;

Sebelumnya, siapkan koneksi internet yang stabil dan cepat agar proses upgradenya juga lancar. Selain itu, jika menggunakan notebook kondisi baterainya penuh. Kalau perlu sambil di charger saja.

Untuk melakukan proses upgrade secara manual, silakan kunjungi situs resminya Microsoft. Pada laman Windows 10, silakan pelajari fitur-fitur yang ditawarkan. Setelah itu klik saja menu Upgrade, sehingga akan langsung diarahkan untuk mendowload aplikasi Windows 10 Upgrade Assistant.

Jalankan aplikasi tersebut, setelah muncul layar pertama klik saja Accept. Kompabilitas hardware akan dites secara otomatis, jika Ok akan langsung ke proses upgrade berikutnya.








Proses berikutnya adalah mendownload file installasi Windows 10 dan akan memakan waktu beberapa menit tergantung koneksi internet anda. Sambil menunggu proses download selesai, silakan di minimize saja tampilan Windows 10 Upgrade Assistant.

















Wahyu, itu namaku


"Nama saya wahyu, saya sekolah di SDN 03 pagi Pekayon. Motivasi saya datang ke Kampung Teknologi Foundation adalah ingin mengerjakan tugas sekolah dengan komputer dan internet gratis, serta ingin belajar mengetik".

Itulah sepenggal kalimat perkenalan dari salah satu anak sekolah yang biasa belajar dan bermain ditempat kami. Wahyu, itu adalah nama panggilannya. Jarak rumah dan sekolah ke tempat kami tidaklah jauh, kira-kira sekitar 1 s/d 2 km. Beberapa hari terakhir ini, wahyu dan temannya sering datang ke tempat kami untuk sekedar bermain komputer setelah pulang sekolah. Begitu juga dengan kakaknya, kalau kakaknya Wahyu datang nya selalu sore hingga malam (mungkin sekolahnya siang).

Sudah dua hari ini saya begitu memperhatikan anak ini ketika lagi bermain komputer. Saya melihat anak ini punya motivasi yang tinggi untuk belajar dan bermain komputer. Kemarin ketika Wahyu sedang asik bermain komputer, saya dekati karena penasaran. "Wahyu, kenapa kamu main komputernya terlalu dekat sekali pandangannya ke monitor"?, tanya saya. "Iya om, mata saya kena min", jawab singkat wahyu. "Kenapa kamu tidak pakai kacamata"? tanya saya kembali. Kemudian wahyu menjelaskan ke saya sambil bermain game komputer, bahwa katanya kacamatanya lagi rusak / patah makanya tidak dibawa. Saya pun memakluminya dan tetap berpesan agar menjaga jarak mata agar tidak terlalu dekat. Saya berlalu kembali bekerja dengan beragam pertanyaan dalam hati soal kacamata Wahyu.

Hari ini, ketika Wahyu dan temannya datang kembali pada sekitar pukul 13.30 WIB saya langsung persilakan masuk untuk sekedar bermain game. Tak berselang lama setelah wahyu asyik bermain komputer, saya dekati kembali anak ini. Saya masih memperhatikan Wahyu bermain game dengan jarak pandang yang sangat dekat sekali. Kali ini saya tidak berani bertanya lagi soal kacamatanya, saya hanya bertanya soal sekolahnya benar di SDN 03 pagi Pekayon. Mungkin suatu saat saya akan berkunjung ke sekolah dan orangtuanya, amin. Kemudian saya hanya meminta foto bareng sama Wahyu dan setelag itu Wahyu asyik bermain kembali.

Setelah saya masuk ruang kerja dan pintu saya tutup, saya tidak bisa menahan air mata. Sungguh besar semangat anak seperti Wahyu ini untuk belajar dan bermain komputer walau harus mengesampingkan kondisi penglihatannya yg kurang baik. Saya hanya berdo'a semoga ada rekan-rekan yang baik hati dan budiman untuk menolong Wahyu. aamiin.

Jumat, 25 September 2015

Pemilik Tambal Ban & Relawan Motor Pustaka

Tak pernah saya duga, minggu ini saya kedatangan tamu seorang relawan sekaligus penggagas program "Galang Belajar & Motor Pustaka". Awalnya saya sering kontak-kontak via Facebook dengan salah seorang relawan bernama Eko dari Yayasan Kampoeng Pintar Jepara, yang kebetulan minggu ini ada di Jakarta atas undangan dari program Perpuseru (Coca Cola Foundation) dan kementrian pendidikan & budaya. Mas Eko ini tidak sendirian, ada beberapa kawan dari relawan lain dari beberapa daerah. Salahsatunya Mas Sugeng Hariyono dari Kalianda Lampung Selatan.

Hari Rabu 23 September, saya kontak Mas Eko untuk singgah di Kampung Teknologi Foundation Depok. Beberapa kali saya kirim pesan via inbox Facebook dan diteruskan lewat WhatsApp, Mas Eko dan kawan-kawan berencana janji datang agak sorean setelah acara di daerah Klender. Akhirnya batal datang karena sempat nyasar alamat yang saya kirim via WhatsApp dikenali sebagai daerah di Salemba. Ternyata salah komunikasi, dikiranya RS Brimob itu ada di Salemba. Selain itu Mas Eko juga harus balik lagi ke kota asalnya di Jepara pada pukul 4 sore.

Hari Kamis 24 September, saya iseng invite temennya Mas Eko yang bernama Mas Anton. Tidak selang berapa lama, pertemanannya langsung disetujui. Saya yang sebelumnya sudah bertemanan di Facebook dengan Mas Sugeng Hariyono, langsung kirim pesan ke inbox-nya Mas Anton. Dari obrolan di inbox, Mas Anton ini juga ternyata dari Jawa Timur dan baru menyelesaikan kuliah S1 di UI jurusan Ilmu Perpustakaan & Informasi (CMIIW). Dan yang tidak disangka lagi, Mas Anton ini juga tinggal di Kp.Areman cuma beda RT & RW. Balas-membalaspun langsung berujung janjian untuk main, dan saya langsung minta saja Mas Anton yang singgah ke KTF.

Saya lebih terkejut lagi, ternyata Mas Sugeng Hariyono sudah satu malam menginap di rumah Mas Anton. Gayung bersambut, saya minta sekalian suruh ngajak untuk singgah di tempat saya (KTF). Waktu sudah sore, hampir menjelang magrib. Akhirnya saya kedatangan tamu Mas Anton dan Mas Sugeng Hariyono, saya sambut dengan bangga. Karena belakangan saya mengetahui kalau Mas Sugeng Hariyono ini pernah menjadi salahsatu bintang iklan Aqua untuk program Bagaikan Air (www.bagaikanair.com). Akhirnya kita ngobrol di Learn & Work Corner KTF Depok sambil ditemani kopi + gorengan.

Banyak kisah perjalanan Mas Sugeng Hariyono yang sangat menyentuh hati, mulai dari beliau merantau ke Kalianda Lampung Selatan dari daerah asalnya yaitu Ponorogo, Jawa Timur. Hingga beliau berbekal motor bekas yang dibeli atas hasil uang tabungan dan membeli buku-buku bekas hanya untuk menebar virus literasi. Ya literasi atau lebih dikenal dengan perpustakaan, semangat beliau perlu kita ajungkan dua jempol. Ditengah keterbatasan ekonomi dan sebagainya, Mas Sugeng tetap semangat untuk menjalankan perpustakaan keliling dengan sepeda motor yang dikenal dengan istilah Motor Pustaka.

Mas Sugeng yang baru dua tahun merantau di Lampung Selatan dan bekerja sebagai tambal ban, pada awalnya kaget melihat kondisi lingkungan sekitanya yang kurang paham akan dunia literasi (perpustakaan). Saya juga menyadari bahwa buku atau membaca buku adalah sumber ilmu pengetahuan. Jadi perpustakaan adalah sarana penting yang harus ada dibeberapa daerah, termasuk yang diupayakan oleh Mas Sugeng Hariyono. Setiap hari melayani warga yang hanya sekedar ingin membaca atau meminjam buku-buku yang dijajakan lewat sepeda motor.

Tak terasa obrolan semakin jauh, setelah Sholat magrib kami melanjutkan obrolan dengan Mas Sugeng Hariyono. Ditambah lagi ada beberapa temannya Mas Anton yang datang juga, kami ngobrol sambil internetan yang kebebulan akses internet di KTF sangat bagus. Saya melihat Mas Sugeng Hariyono ditempat saya lagi sibuk online terus, maklum katanya di daerah tinggalnya sana internetnya kurang bagus koneksinya dan harus pergi ke warnet yang lumayan jauh. Saya sengaja diskusi panjang lebar dengan Mas Sugeng Hariyono ini, agar bisa mensinergikan antara kegiatan sosial perpustakaan dan kegiatan sosial teknologi informasi yang saya kelola (KTF). Saya berharap bisa membantu Mas Sugeng Hariyono beberapa set komputer multimedia (notebook) dan koneksi internet untuk menunjang kegiatan yang sudah berjalan. Akhirnya kami ngobrol sampai pukul 11 malam, kami janjian kembali agar besoknya Mas Sugeng Hariyono berkantor seharian di KTF agar bisa berkoordinasi dengan rekan-rekan partner atau calon donatur mumpung ada koneksi internet.

Catatan ini sekedar berbagi cerita dengan orang-orang telah memberikan inspirasi kepada kita semua. Jika ada kata-kata yang salah dan kesamaan nama, mohon dimaafkan. Intinya, keterbatasan bukan berarti kita tidak tergerak untuk beramal (berbuat sesuatu untuk perubahan yang positif).


Rabu, 09 September 2015

Makan Nasi Jagung, Rupiah Menguat

Makan nasi Jagung, Upaya Kecil Untuk Memperkuat Nilai Tukar Rupiah.

Ditengah menurunnya nilai mata uang Rupiah terhadap US dolar, pemerintah menganjurkan untuk mencintai produk-produk dalam negeri. Mulai dari penggunaan mata uang uang Rupiah dalam setiap transaksi, menggunakan segala kebutuhan pokok (sembako) produk dalam negeri hingga kebutuhan hiburan harus produk dalam negeri. Apapun harus produk dalam negeri, saya jadi ingat tagline iklan sebuah produk di stasiun TV yang berbunyi "Cintailah produk-produk Indonesia".

Menurut saya sebagai rakyat biasa, menurunnya nilai tukar mata uang Rupiah saat ini disebabkan banyak faktor (seperti yang saya lihat di TV). Dan tidak hanya Indonesia saja, negera-negara lain juga terkena dampaknya. Sehingga seluruh rakyat Indonesia wajib dan harus ikut juga dalam usaha untuk menguatkan kembali nilai tuker Rupiah.

Sudah dua minggu ini, saya mencanangkan untuk makan nasi jagung minimal sekali dalam seminggu. Memang secara tidak langsung tidak akan berdampak apa-apa terhadap penguatan rupiah. Tapi kalau saya lihat situasi saat ini : nilai Rupiah terpuruk, banyak petani padi terancam gagal panen, stok beras nasional semakin sedikit dan ditambah pula rencana untuk impor beras. Jelas, semakin banyak impor tentu Rupiah akan sangat sulit bergerak menguat. Menurut saya harusnya kondisi saat ini perbanyaklah ekspor bukan impor. Produk Jagung banyak ditemukan dibeberapa wilayah di Indonesia, bahkan sampai surplus atau di ekspor (setahu saya di propinsi Gorontalo, CMIIW). Jagung juga menjadi bahan makanan pokok beberapa daerah. Dari segi kesehatan, menurut informasi yang saya peroleh, Jagung memiliki kadar gula yang rendah dibandingkan nasi beras putih.

Tentunya setiap warga, punya cara masing-masing untuk membantu pemerintah dalam mengatasi situasi seperti ini. Saya juga memberikan apresiasi terhadap Kota Depok dan Bandung yang telah mencanangkan program "One Day No Rice". Semoga disusul oleh kota-kota lain. Program diversifikasi pangan selain Jagung, tentunya masih banyak alternatif lain seperti singkong, kentang dan umbi-umbian. Mari kita dukung segala program untuk ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
Ini hanya sebuah catatan biasa, tidak ada maksud tertentu. Kalau ada kesalahan, mohon dimaafkan.

Minggu, 06 September 2015

Pekerja Bangunan-pun Pengin Belajar Komputer


Disela-sela kegiatan liputan DAATV di Kampung Teknologi, saya menerima tamu yang mengaku bernama Heru. Saya langsung mempersilakan tamu saya itu untuk masuk ke ruang kerja, "Silakan duduk mas, ada yang bisa dibantu?", saya memulai perbincangan. "Saya kesini mau menanyakan soal belajar komputer gratis pak", jawab tamu saya itu.

Kemudian saya menjelaskan kalau disini memang tempatnya belajar komputer gratis, mulai dari mengerjakan tugas sekolah hingga nge-print-pun gratis. "Apakah sebelumya pernah
belajar komputer mas?", saya bertanya lagi. "Pernah pak, saya pernah belajar photoshop dan ngetik trus di kirim email di sekolah master", jawab tamu saya. "Oh iya mas, saya
tahu sekolah master (masjid terminal, teman saya jg ada disitu ngurusi labs.komputernya", jelas saya. "Kalau boleh tahu pekerjaan mas sekarang apa", tanya saya. "Saya pekerja bangunan pak, saya ingin belajar autocad dan coreldraw, pokoknya yang berhubungan dengan gambar desain rumah", jawab tamu saya itu dengan lengkap. Saya sedikit kaget mendengar jawaban dari tamu saya itu, walaupun pekerja bangunan tapi tetap semangat ingin bisa komputer.

"Kalau begitu, mas tolong isi data-data dulu di formulir ini", perintah saya. Kemudian saya menyodorkan selembar formulir data pribadi ke tamu saya itu, dari situ saya jadi tahu kalau nama tamu saya itu adalah Heru Purnomo.
Mas Heru ini tinggal di Kp.Rumbut, Pasirgunung Selatan yang tidak jauh dari Kampung Teknologi. Awalnya mengetahui belajar komputer gratis dari spanduk yang terpasang di depan komplek otorita Batam sebulan yang lalu, namun Mas Heru baru sempat datang kemari.
Mas Heru juga menjelaskan ingin menambah belajar komputer di Kampung Teknologi, karena jam belajar di sekolah master di pindah sehingga bentrok dengan pekerjaan. Saya juga menjelaskan kalau ingin belajar komputer berjadwal dengan materi tertentu, agar mengajak temannya sekalian.

Pas kebetulan banget ada syuting liputan dari kru DAATV, Mas Heru pun bersedia untuk di wawancarai. Kata kru DAATV tayang liputan di Kampung Teknologi hari Senin 07 September 2015 pukul 09.00 WIB, coba nanti kita lihat hasil wawancara Mas Heru dan juga tim Kampung Teknologi.
Sambil menunggu syuting liputan selesai, saya juga menyempatkan untuk memperkenalkan aplikasi coreldraw kepada Mas Heru. Saya melihat Mas Heru ini ternyata sudah cukup bisa untuk mengoperasikan komputer, tidak terlalu gaptek-lah.
Menjelang waktu Magrib tiba dan sebelum berpisah dengan kru DAATV, kami menyempatkan dulu untuk berfoto bareng dengan anak-anak yang tergabung di Kampung Teknologi termasuk Mas Heru. (Belakang, samping kameraman).

Sebuah Semangat, Belajar Tidak Mengenal Batasan Usia

Ketika saya masih sibuk rutinitas pekerjaan sehari-hari, datanglah seorang tamu yang boleh dibilang seumuran orang tua saya sendiri. "Assallamu'alaikum, permisi", ucapan bapak tadi yang terdengar pelan diluar. Saya langsung bergegas menuju pintu sambil mengucap "Wassalam, iya pak ada yang bisa saya bantu?", jawab saya yg sambil mempersilakan tamu saya untuk masuk dan duduk dikursi tempat biasa untuk ngajar pelatihan komputer. "Apa benar disini tempat belajar komputer gratis", tanya bapak tadi dengan agak keraguan. "Iya pak", tegas saya. "Bapak tahu informasinya dari mana?", tanya saya sambil ingin memastikan saja. "Saya tahu dari spanduk yang dipasang di depan komplek perumahan", jawab bapak tadi. "Sebenarnya saya sudah lewat sini dari jam dua-an, cuma saya muter-muter lagi sambil ngobrol di pangkalan ojek nunggu sampai jam 3", bapak tadi memperjelas lagi. Saya pun membenarkan ke tamu saya, kalau memang tim kita yang memasang spanduk tersebut. Sampai saat ini spanduk tersebut sudah mengantarkan tiga orang bapak-bapak ke tempat saya untuk bertanya tentang belajar komputer gratis. Dan Alhamdulillah dua orang sudah belajar di tempat saya, yang pertama pensiunan TNI AL dan yang kedua bapak yang ini.
Tanpa saya memulai perkenalan, bapak tamu saya ini memperkenalkan dirinya. Beliau ini tinggal di daerah Cijantung dan pekerjaan sehari-hari membantu anaknya yang bekerja disebuah perumahan cluster di daerah muncul, cibubur. Beliau adalah pensiunan dari perusahaan BUMN angkutan umum yang beroperasi di ibukota Jakarta. Tanpa saya mintapun, beliau bercerita panjang lebar mengenai pengalaman pekerjaannya yang sudah digelutinya selama hampir 25 tahun. Bahkan masalah keluarga pun juga diutarakan dengan seksama, mulai dari mengurus pengobatan anaknya di Kediri, sampai Jogorogo (lumayan dekat dengan kampung saya) bahkan sampai ke ponari yang di Jombang. Juga sampai mencarikan kampus buat anaknya yang akhirnya diterima dikampus di daerah Bambuapus dengan gratis tanpa biaya.
Ketika saya bertanya "motivasi bapak belajar komputer apa pak?", bapak tadi menyebutkan ingin membantu pekerjaan anaknya. Katanya kalau bapak tadi sudah bisa komputer, anaknya nanti disuruh belajar komputer disini juga sedangkan bapaknya gantian jaga di tempat kerjaan. Sebuah semangat yang luar biasa sekali, walaupun usia sudah tua tapi semangatnya masih tinggi untuk bisa. Beliau juga menceritakan agar tidak kalah gaul dengan teman-temannya yang sudah bisa komputer. "Sebelumnya bapak sudah pernah belajar komputer", tanya saya lagi. "Belum mas, saya mau belajar dari awal", jawabnya. "Saya ingin belajar ngetik pakai word dan ngirim nya pakai google", beliau menegaskan kembali. Saya sedikit tersenyum dengan pernyataan bapak tadi yang terakhir, dalam hati saya berkata, bapak ini sudah tahu juga google cuma belum tahu fungsinya.
Setelah obrolan perkenalan, walaupun saya belum tahu nama bapak yang ini. Akhirnya saya sempatkan dulu untuk mengajar bapak ini dasar-dasar pengoperasian komputer (notebook). Mulai dari menyalakan, shutdown, sleep, restart sampai membuat folder dengan nama bapak ini. Dari situlah saya baru tahu nama bapak ini adalah Amir. Saya juga mengajarkan tata cara mengelola file yang baik, melihat dokumen, foto dan video. Walaupun ditengah-tengah pembelajaran awal ini, bapak Amir banyak pertanyaan, saya berusaha menjelaskan dengan sabar dan bagaimana agar bisa dimengerti oleh bapak Amir. "Mas, saya ingin jemput anak saya dulu, jadi nanti diterukan lagi belajarnya", pinta bapak Amir. Memang tak terasa sudah satu jam lebih, untuk belajar tahap pertama saya rasa sudah cukup. Beliau juga minta agar waktu belajarnya bisa lebih awal misalkan pagi. "Boleh pak, untuk belajar berikutnya nanti dengan tim saya saja, silakan janjian via SMS", saya pun menegaskan kembali. Sebelum berpamitan bapak Amir pun dengan ikhlas mendo'akan keluarga saya.

Ads Inside Post